PILIHAN
Politik Praktis Dilarang Bagi Mahasiswa Dan Diperlukan Integritas ,Pesan Menko PMK
PantauNews - Ratusan mahasiswa dari 18 Perguruan Tinggi Nasional ( PTN) terpilih menjadi penerima beasiswa Kader Surau. Beasiswa itu merupakan program Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) di bidang pendidikan yang berfokus pada pembentukan dan pembinaan generasi intelektual muda Islam di tingkat perguruan tinggi.
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono mengatakan, para penerima beasiswa mesti berprestasi dan menjaga integritas. "Sebagai calon pemimpin bangsa, kalian adalah yang terpilih. Maka belajar yang keras, raih prestasi, kerja yang baik dan jagalah integritas," ujar Agus saat Sarasehan Nasional Kader Surau Angkatan ke-3 di kantor Kemenko PMK, Jumat (20/7/2018).
Dilarang berpolitik praktis
Agus menjelaskan, belajar keras (rajin) adalah kunci utama untuk melangkah dalam meningkatkan kualitas individu seseorang. Dalam proses belajar, pria kelahiran Purworejo ini menekankan agar para mahasiswa tidak terlibat dulu dalam lingkungan aktivitas politik praktis. Ia pun berkisah kepada para peserta sarasehan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahwa jabatannya saat ini merupakan hasil dari proses pembelajaran yang panjang. “Saat ini pun saya masih menjadi pembelajar,†ujarnya
Integritas
Aspek pembangunan manusia, imbuhnya, harus dilandasi dengan integritas. "Integritas adalah sikap menjaga kejujuran pada diri sendiri. Manusia tanpa integritas, maka pasti meaningless (tidak bermakna)," kata Agus. Ia juga merasa prihatin atas pemberitaan akhir-akhir terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Banyak orangtua kaya yang mengaku miskin demi mendapatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). “Saya sangat prihatin, ternyata banyak orang tua sebagai guru pertama dan utama putra-putrinya menanamkan ketidakjujuran kepada anaknya sendiri.
Pendidikan integritas dari orang tua ini perlu dipertanyakan,†ujarnya.
Agus pun melarang keras para penerima beasiswa Kader Surau untuk tidak jujur dalam proses belajar, meraih prestasi, dan bekerja. “Menyontek adalah praktik yang merusak integritas para pelajar. Jika kebiasaan mencari jalan pintas tanpa kerja keras dilakukan terus menerus justru akan merusak integritas kalian. Bukan tidak mungkin nanti akan menjerumuskan kalian, karena setelah bekerja nanti tidak lagi mengutamakan proses atau kerja keras tetapi lebih mementingkan hasil.
Karakter buruk semacam inilah yang menyebabkan terjadinya praktek korupsi. Sebelum mengakhiri arahan kepada calon pemimpin masa depan, Agus mengingatkan agar para Kader Surau merenungkan betul "Seven Deadly Sins" yang dikemukakan oleh Mahatma Gandhi. Ia menargetkan dalam 20 tahun mendatang ingin melihat para Kader Surau mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara.
395 orang mahasiswa itu akan menerima bantuan uang kuliah tunggal (UKT), uang saku bulanan, dan pembinaan rutin di asrama.
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono mengatakan, para penerima beasiswa mesti berprestasi dan menjaga integritas. "Sebagai calon pemimpin bangsa, kalian adalah yang terpilih. Maka belajar yang keras, raih prestasi, kerja yang baik dan jagalah integritas," ujar Agus saat Sarasehan Nasional Kader Surau Angkatan ke-3 di kantor Kemenko PMK, Jumat (20/7/2018).
Dilarang berpolitik praktis
Agus menjelaskan, belajar keras (rajin) adalah kunci utama untuk melangkah dalam meningkatkan kualitas individu seseorang. Dalam proses belajar, pria kelahiran Purworejo ini menekankan agar para mahasiswa tidak terlibat dulu dalam lingkungan aktivitas politik praktis. Ia pun berkisah kepada para peserta sarasehan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahwa jabatannya saat ini merupakan hasil dari proses pembelajaran yang panjang. “Saat ini pun saya masih menjadi pembelajar,†ujarnya
Integritas
Aspek pembangunan manusia, imbuhnya, harus dilandasi dengan integritas. "Integritas adalah sikap menjaga kejujuran pada diri sendiri. Manusia tanpa integritas, maka pasti meaningless (tidak bermakna)," kata Agus. Ia juga merasa prihatin atas pemberitaan akhir-akhir terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Banyak orangtua kaya yang mengaku miskin demi mendapatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). “Saya sangat prihatin, ternyata banyak orang tua sebagai guru pertama dan utama putra-putrinya menanamkan ketidakjujuran kepada anaknya sendiri.
Pendidikan integritas dari orang tua ini perlu dipertanyakan,†ujarnya.
Agus pun melarang keras para penerima beasiswa Kader Surau untuk tidak jujur dalam proses belajar, meraih prestasi, dan bekerja. “Menyontek adalah praktik yang merusak integritas para pelajar. Jika kebiasaan mencari jalan pintas tanpa kerja keras dilakukan terus menerus justru akan merusak integritas kalian. Bukan tidak mungkin nanti akan menjerumuskan kalian, karena setelah bekerja nanti tidak lagi mengutamakan proses atau kerja keras tetapi lebih mementingkan hasil.
Karakter buruk semacam inilah yang menyebabkan terjadinya praktek korupsi. Sebelum mengakhiri arahan kepada calon pemimpin masa depan, Agus mengingatkan agar para Kader Surau merenungkan betul "Seven Deadly Sins" yang dikemukakan oleh Mahatma Gandhi. Ia menargetkan dalam 20 tahun mendatang ingin melihat para Kader Surau mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara.
395 orang mahasiswa itu akan menerima bantuan uang kuliah tunggal (UKT), uang saku bulanan, dan pembinaan rutin di asrama.
Berita Lainnya
Ustad Somat Hadir Saat Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pesantren Darul Fikri diMeranti
Anggota DPRD Kota Tangerang Dedi Fitriadi Kunjungi Puskesmas Kecamatan Karawaci
Kepsek SMA N 5 Pekanbaru Tegaskan Sekolah Tidak Pernah Menerima Hibah
Lanjutkan Proses Hukum Dugaan Penganiayaanya, Indra Yoserizal: Ini Terkait Profesi
Warga Panen Kentang di Lokasi TMMD Reguler Ke 112 Gerlang
Pertamina Rekrut Tamatan Minimal SMA/ SMK Sampai S1
Rumah Tahfidz Baitul Hufadz Gelar Buka Puasa Bersama Para Santri
Polsek Sungai Sembilan Gelar Baksos Donor Darah
Warga Desa Salindu Antusias Ikuti Program Vaksinasi
Bayi Berusia 11 Bulan Asal Sungai Tohor Kepulauan Meranti Meninggal Dunia Akibat DBD
MZK Institute Gelar Pelatihan Materi Jurnalistik Pra-UKW
Dalam Rangka Hardiknas, Sukacita Murid SD 143 dan SD 77 Dikunjungi Kapolda dan Danrem