Pandemi Covid-19 Ungkap Ketimpangan Sosial dan Kesehatan di AS
Washington (PantauNews.co.id) - Dengan kasus dan kematian terkait dengan Covid-19 yang meningkat secara drastis di Amerika Serikat (AS) dan tingkat pengangguran yang melonjak, sulit untuk menentukan kapan negara itu kemungkinan akan pulih. Tapi, bagaimanapun stimulus pemerintah federal dianggap kurang dan mereka yang paling membutuhkannya akan paling menderita.
Kumi Smith, asisten profesor di Divisi Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat di University of Minnesota menuturkan, Covid-19 lebih mematikan daripada flu musiman dan tingkat risiko seseorang mungkin lebih tinggi karena usia, kekuatan sistem kekebalan tubuh, dan faktor kesehatan lainnya.
Namun demikian, orang-orang dari segala usia telah didiagnosis dengan Covid-19 di AS, yang saat ini menjadi negara dengan tingkat infeksi paling tinggi di dunia. "Kami terpisah sampai batas tertentu, tetapi kami juga sangat terhubung, yang saya pikir semakin menyingsing, bahkan pada konsumen biasa dari berita ini," kata Smith, seperti dilansir Sputnik.
Dia menuturkan, meskipun jelas bahwa mereka dari semua latar belakang rentan terhadap penyakit menular, masih tampak bahwa hanya mereka yang berada dalam kelas tertentu yang dijamin untuk benar-benar menerima tes untuk mengonfirmasi kondisi mereka.
Merujuk pada persepsi umum ini, Smith menyoroti bahwa persis seperti faktor-faktor penentu sosial kesehatan memengaruhi siapa yang sehat dan siapa yang tidak, itu mirip dengan pengujian.
"Sayangnya, kita mungkin tidak akan mempelajari cakupan penuh dari ketidaksetaraan kesehatan masyarakat ini sampai kita telah melewati pandemi dan dapat menghasilkan data tentang mereka yang meninggal," ujarnya.
Selain kurangnya akses ke pengujian Covid-19, jelasnya, mereka yang dari kelas ekonomi lebih rendah juga akan mengalami kesulitan untuk mematuhi perintah tinggal di rumah, pembatasan pergerakan, dan panduan lain dari berbagai tingkat pemerintahan. Sebab, fakta bahwa mereka harus mendapatkan penghasilan.
"Kita juga tahu bahwa orang-orang seperti itu memiliki kondisi kesehatan yang lebih mendasar," ucapnya.
Meskipun Presiden AS, Donald Trump, telah menandatangani paket bantuan Covid-19 senilai USD 2,2 triliun, tidak mungkin, bahkan bagi mereka yang memenuhi syarat untuk pembayaran tunai penuh senilai USD 1.200 sebagai individu tunggal akan dapat menempatkannya pada apa pun selain tagihan. Ini mengingat fakta bahwa rekor 3,3 juta orang Amerika baru-baru ini mengajukan tunjangan pengangguran dalam satu minggu.
Smith mengatakan, bahwa melihat kembali krisis, ia percaya rencana tindakan terbaik bagi pemerintah yang memerangi pandemi adalah mempersiapkan lebih banyak tes dan mengembangkan strategi penahanan sejak dini.
Sumber: Sindonews.com
Berita Lainnya
Bakal Diblokir di AS, TikTok Siap Tempuh Jalur Hukum
Heboh, Pasangan Ini Lakukan Tindakan Seks Siang Bolong di Pusat Perbelanjaan yang Sibuk
Ditengah Badai Corona,Trump Tetap Gelar Kampanye
Gila! Maguire Habiskan Rp 1,2 M di Bar Sebelum Ditangkap Polisi
Positif Covid-19, Mantan PM Italia Silvio Berlusconi Isolasi Mandiri
Kapal Pancung Bawa 60 TKI Karam di Perairan Johor, APMM Sinergi Ke Bakamla RI
Family Lintas Negara Hadir Dan Bertaraf Internasional
Pimpin Delegasi Parlemen DPD RI, Haji Uma Ajak Jordania Jajaki Peluang Investasi Di Aceh
Heboh, Pasangan Ini Lakukan Tindakan Seks Siang Bolong di Pusat Perbelanjaan yang Sibuk
Athan RI Sambut Kedatangan Pesawat CN 235-220 MPA di Senegal
Bakamla RI dan Turkish Coast Guard Sepakati Kerja Sama di Bidang Keamanan Maritim
Gila! Maguire Habiskan Rp 1,2 M di Bar Sebelum Ditangkap Polisi