Haji Sukma Disebut Balon Alternatif 'Banteng' di Pilkada Dumai

Kamis, 27 Agustus 2020

Dumai, PantauNews.co.id – Gonjang-ganjing PDIP dan Demokrat tidak mesra untuk berkoalisi di Pilkada Serentak 2020, ternyata sudah terjalin kerja sama di 28 daerah. Partai Demokrat berpasangan dengan PDIP telah mengusung pasangan calon di 18 daerah dalam Pilkada Serentak 2020.

Hal ini bermula di Pilkada di Sumatera Utara, Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution sebagai calon petahana. Akhyar, yang merupakan kader PDIP, memutuskan untuk loncat menjadi kader Demokrat. Di level nasional, kader Demokrat juga kerap mengkritik kebijakan pemerintah yang didukung PDIP. Demokrat berada di luar koalisi pemerintah, sementara PDIP, selaku partai pemenang, memimpin koalisi pemerintah.

Sehingga, timbul pernyataan yang santer heboh seputar Pilkada Serentak 2020, mengatakan bahwa Demokrat menyiapkan koalisi dan pasangan calon di 16 daerah dalam Pilkada Serentak 2020 untuk melawan PDI Perjuangan (PDIP).

Struktur koalisi Pilkada Dumai semakin mengkerucut menjelang pendaftaran di KPUD. Ada 9 parpol pemilik kursi di DPRD sudah menyatakan mendukung kepada Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota. PKS – PAN yang duluan sudah menyatakan dukungan kepada pasangan Edi Sepen – Zainal Abidin (EZA) dan Golkar dan PPP, baru-baru ini juga sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) dukungan kepada pasangan Paisal – Amris (PAS).

Informasi yang terangkum, rekomendasi DPP NasDem yang sudah dikantongi Paisal – Amris ini juga akan menyusul keluar SK dalam waktu dekat ini. Sementara PDIP yang sudah diberikan kepada pasangan Hendri Sandra – HM. Rizal Akbar (HANDAL), sampai saat ini belum juga mendapatkan tambahan parpol dan bahkan terancam akan ditarik dukungannya. Tinggal Demokrat, Gerindra dan Hanura yang belum menyatakan dukungan secara resmi.

Demokrat yang dipastikan masih ditangan petahana Eko Suharjo juga belum tampak dengan siapa dia berpasangan. Eko Suharjo yang sempat dikabarkan akan berpasangan dengan kader Golkar Syarifah, tampaknya harus ‘banting stir’ pasca diberikan dukungan partai berlambang beringin ini kepada pasangan Paisal – Amris.

Mantan Anggota DPRD Dumai tiga kali berturut-turut, A.Tito Gito angkat bicara. Sesepuh PDIP Dumai ini, kabarnya turun gunung dan bahkan ikut campur tangan dalam pertarungan politik di Pilkada Dumai 2020. Tampaknya Tito Gito mulai geram, dengan dukungan yang diberikan kepada pasangan Hendri Sandra – HM. Rizal Akbar (HANDAL).

Tito Gito juga mengatakan adanya kemungkinan akan membicarakan kembali dukungan yang sudah diserahkan kepada HANDAL ditingkat DPP. Demokrat tampaknya menjadi incaran untuk dilakukan koalisi di Pilkada Dumai 2020.

“Kita akan siapkan berbagai kemungkinan opsi menjelang pendaftaran di KPUD. PDIP Dumai tidak ingin hanya jadi pengembira saja di Pilkada dan kita sudah persiapan berbagai kemungkinan. Kita sudah siapkan kader terbaik yang pantas diusung,” ucap Tito.

Hal senada juga disampaikan Ketua DPC PDIP Dumai Uber Firdaus, terkait adanya peringatan kepada pasangan Hendri Sandra dan M Rizal Akbar selaku bakal calon walikota dan wakil walikota agar segera memenuhi syarat pencalonan, Rabu (26/8/2020).

“Kita berikan batas waktu sampai tanggal 27 Agustus 2020 kepastian tambahan partai politik,” ungkap Uber.

Terendus kabar, salah satu Kader PDIP Dumai H. Sukma Jaya Arief, SE akan diusung maju di Pilkada Dumai 2020. Sukma Jaya Arief merupakan tokoh masyarakat Kota Dumai yang dinilai memiliki nilai jual yang cukup tinggi, sempat mencuat dan sayangnya Hendri Sandra lebih memilih Rizal Akbar sebagai calon pendampingnya.

Ketika dikonfirmasi Sukma Jaya Arief, Kamis dini hari (27/8/2020), beliau mengakui ada komunikasi politik dan telah dihubungi salah satu pengurus teras Demokrat Dumai. Pengusaha toko emas ini, tampaknya tidak ingin buru-buru menyatakan sikap untuk maju di Pilkada Dumai 2020.

“Kita lihat saja nanti perkembangan politik. Sebagai kader, saya siap menyelamatkan marwah partai yang juga seharusnya dilakukan semua kader lain,” kata Pemilik Toko Mas Indonesia, yang akrap disapa Haji Sukma seakan-akan memberikan sinyal.

Haji Sukma juga menyampaikan, semua ini harus dibicarakan lebih matang dan jangan ada lagi ada kata ‘main-main’ dalam mencari sosok pemimpin. Ketua Yayasan Darul Jadid ini juga mengatakan tidak ingin memaksakan diri untuk maju di Pilkada Dumai.

“Mencari dan menjadi pemimpin itu bukan hal yang mudah sebenarnya. Kebanyakan hanya menjadi pemburuan kekuasaan sehingga nantinya banyak tersandera dengan apa yang telah dia perbuat, “ pungkas Inisiator pembangunan Masjid Darul Jadid.***