Ratusan Juta Dana BOS SD Di Bireuen Dinilai Mubazir

Rabu, 12 Agustus 2020

Foto: Ilustrasi

Bireuen, PantauNews.co.id - Ratusan juta dana Bantuan Operasional Sekolah Dasar tahun ajaran 2019/2020 di Kabupaten Bireuen dinilai mubazir, hal ini disebabkan berbagai peraturan dan kebijakan pemerintah terhadap kemajuan dunia pendidikan berubah-rubah disaat pandemi Covid-19.

Sebelum masuk tahun ajaran baru, setiap Kepsek sekolah dasar diwajibkan sesuai surat edaran dari pemerintah supaya membuat berbagai perlengkapan kebutuhan fisik dalam rangka penangulangan Covid-19 dengan mematuhi imbauan protokol kesehatan, misalkan pembuatan tempat cuci tangan dilingkungan sekolah, membeli masker bagi siswa dan guru.

Kepada wartawan pantaunews co.id salah seorang Kepsek SD di Bireuen yang enggan disebut namanya AB (57),Senin (10/8/2020) mengatakan bahwa sekolah mereka telah menghabiskan dana puluhan juta rupiah untuk membuat berbagai sarana kebutuhan Covid-19 karena sekolah mereka agak sedikit luas, maka setiap 2 ruang siswa sekolah dasar itu dibekali tempat pencuci tangan, kondisi ini terjadi  juga pada SMPN/Swasta dan sekolah lainnya di Kabupaten Bireuen.

Mubazirnya puluhan juta dana Bantuan Opersional Sekolah (BOS) ini sangat disayangkan oleh para tokoh.masyarakat di Kabupaten Bireuen, IY (45) menurutnya seharusnya pemerintah sebelum mengeluarkan surat edaran dan imbauan segala sesuatunya dipikirkan dulu, agar keuangan negara tidak merasa dirugikan, apalagi ditengah pandemi Covid-19, menyangkut keuangan semuanya sangat susah sehingga ekonomi masyarakat sulit untuk ditingkatkan, jadi janganlah kita menghamburkan uang begitu saja, seharusnya dana BOS tersebut dapat dipergunakan untuk kebutuhan pendidikan yang lebih mendesak sesuai pedoman juknis yang ada.

Sementara pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, belum bisa dikonfirmasi masih dalam keadaan sibuk, diduga merekapun tidak bisa berbuat banyak terhadap masalah itu, hanya saja semuanya dijalani berdasarkan surat edaran dari pemerintah berpedoman pada protokol kesehatan Covid-19. (*)

Penulis: Hendra