Piola Juningsing, Seorang Balita di Inhu Lahir Tanpa Lubang Anus Butuh Bantuan Dermawan

Ahad, 14 Maret 2021

Piola Juningsing

INDRAGIRI HULU, PANTAUNEWS.CO.ID - Seorang Balita berusia 8 bulan lahir tanpa memiliki lubang anus. Adalah Piola Juningsing, Balita tersebut anak kedua dari pasangan Dedi Hernifal alias Paino dan Sitina, warga Desa Sialang Dua Dahan, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Inhu, Riau.

Sejak lahir, Piola, Balita berjenis kelamin peremphan itu terpaksa setiap buang air besar harus melalui saluran alat kelaminnya.

Ironisnya, kedua orangtua dari Balita malang itu tergolong dari keluarga tidak mampu, sehingga tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi permasalahan anaknya.

Kepada awak media, Paino menuturkan, sejak lahir anaknya tidak memiliki lubang anus. Hal itu yang membuat dia bingung harus berbuat apa.

"Segala upaya telah kami lakukan, baik itu konsultasi ke dokter maupun berobat ke rumah sakit. Akan tetapi semua dokter yang telah kami temui menyarankan kalau anak saya harus di operasi di rumah sakit di Pekanbaru," sebut Paino, Ahad (14/3/2021).

Mendengar operasi, kata Paino,  tentu memerlukan biaya tidak sedikit. Jangankan untuk biaya operasi, untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari saja dia tidak punya.

"Biaya untuk makan sehari-hari saja kami susah," kata dia.

Perjuangan Paino terus dia lakukan hingga membuat BPJS Kesehatan tapi upaya itu tidak membuahkan hasil. Sebab, KTP Paino dan istrinya serta NIK Piola Juningsing yang tertera di Kartu Keluarga (KK) tidak online berdasarkan data BPJS Kesehatan.

Hal itu yang membuat Paino dan istrinya Sitina kehabisan akal dan tidak tahu harus berbuat apalagi hingga anaknya berumur 8 bulan.

“Kami sudah berusaha membawa anak ke dokter, baik di rumah sakit umum maupun rumah sakit swasta. Dokter menyarankan untuk oprasi di Pekanbaru melalui BPJS Kesehatan. Ketika saya urus BPJS Kesehatan, banyak persyaratan yang harus di penuhi," ujarnya.

Paino dan istrinya sedih dan semakin bingung harus berbuat apa. Bahkan, kata Paino, dirinya sempat berpikir harus mengakhiri hidupnya saat melihat kondisi anaknya seperti itu.

“Saya sempat stres dan harus berbuat apa melihat anak saya seperti ini. Tidak ada satupun orang membantu. Sejak umur 20 hari kami selalu berusaha mencari jalan dan solusinya tapi tidak ada yang peduli. Terkadang kalau mau buang air besar, Piola selalu menangis menahan rasa sakit untuk mengluarkan BAB dari lubang kemaluannya. Itu yang membuat saya sedih,” kata Sitina, menimpali.

Kedua orangtua Piola Juninsing sangat berharap ada dermawan yang mau membantu persoalan yang di hadapinya.

“Tidak banyak kata yang bisa saya keluarkan, selain berdo'a agar ada orang yang bisa membantu kami kesusahan kami," harapnya. (*)

Penulis: Yuswanto