PELALAWAN, PANTAUNEWS.CO.ID - Sebagai umat akhir zaman seharusnya kita menyadari bahwa kita adalah insan yang doif/lemah. Lemah dalam hal iman, ilmu maupun amal. Karena betapa jauh jaraknya kehidupan kita sekarang ini dengan Rasullullah maupun para generasi salafussholeh.
Untuk itu kita memerlukan aktifitas/kegiatan-kegiatan yang dapat membantu meningkatkan keimanan kita dalam rangka mencapai derajad taqwa yang menjadi tujuan hidup kita.
Namun kita patut bersyukur dan merasa bangga karena, beruntung sekali kita memiliki guru-guru pembimbing dalam hal, pemahaman untuk menjalankan agama ini, seperti ulama-ulama nusantara, yang sangat faham dengan kondisi umat mutakhir. Mereka sangat bijaksana dalam mengambil sikap dan tindakan. Dengan segala kapasitas keilmuan dan kealiman yang mereka miliki yang tidak patut kita ragukan lagi. Dengan kearifan lokal mereka menciptakan metode/aktifitas/kegiatan-kegiatan positif dengan tujuan agar meningkatnya kadar keimanan umat dalam menggapai derajat taqwa tadi.
Maka untuk menambah keimanan dan keyakinan kita kepada Allah, bisa dengan cara mengikuti kegiatan istigozah-an, tahlil-an yang didalamnya dibacakan zikir-zikir dengan lafaz kalimah tauhid Laa ilaha illaAllah.
Untuk menguatkan keyakinan/iman kita kepada malaikat, bisa juga dengan mengikuti peringatan isra' mi'raj. Karena didalam perayaan peringatan isra' miraj itu, kita disuguhkan pengetahuan tentang sejarah perjalanan spiritual rasul yang dipandu oleh malaikat Jibril.
Dijelaskan step by step, apa-apa saja yang dilalui dan ditemui Rasulullah mulai dari makkah sampai ke masjidil aqsa Palestina lalu naik ke sidratul muntaha. Tentunya banyak sekali hikmah yang dapat kita petik.
Begitu juga dengan kegiatan maulid-an, diba'-an, barzanji, sholawatan adalah sarana yang pas untuk menunjukkan kecintaan dan keimanan kita kepada baginda Rasulullah SAW. Karena dengan membaca syair-syair diba', barzanji, kita akan memahami dan merasakan perjalanan hidup serta perjuangan nabi Muhammad SAW.
Iman kepada kitab suci bisa diwujudkan melalui kegiatan tadarus-an. Apalagi beberapa hari ini mau memasuki bulan suci ramadhan. Tradisi yang baik ini selalu dianjurkan oleh guru-guru kita untuk terus dilestarikan.
Begitu pula dengan peringatan haul, takziah, yasin-an, serta ziarah kubur. Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengingatkan kita pada kematian. Wujud dari iman kepada hari akhir. Karena berakhirnya kehidupan seseorang di dunia ini juga biasa disebut dengan kiamat sugro.
Banyak lagi kegiatan-kegiatan positif dan perbuatan baik yang bisa kita lakukan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Nama dan bentuknya, boleh apa saja, karena apalah arti sebuah nama/istilah. Asal isi dari kegiatannya tidak menyimpang dari syariat dan sesuai ajaran/datang dari nabi.
Namun akhir-akhir ini ada yang membuat kita merasa miris dan tidak habis fikir. Dengan adanya klaim dari kelompok aliran keagamaan yang dengan sombong dan pongahnya menuding kegiatan-kegiatan/perbuatan-perbuatan baik tadi haram untuk dilakukan. Karena menurut mereka perbuatan tersebut dikatakan bid'ah, sementara setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan akan masuk neraka. Na'uzubillah. Bahkan mereka menggunakan logika yang selalu dilontarkan di tengah publik yakni, "kalaulah perbuatan itu baik, tentu para sahabat nabi jauh-jauh hari sudah melakukan perbuatan tersebut".
Hellowww... Please deh akhi..
"Antum kok sombong sekali, berani menyamakan diri antum dengan para sahabat nabi. Antum tentu tau, bahwa generasi terbaik adalah generasi salaffushaleh. Terbaik dari segi iman, ilmu maupun amal. Jadi mereka tidak perlu lah melakukan perbuatan/kegiatan seperti yang kita lakukan. Karena iman mereka sudah kuat/kokoh dan mantap. Disamping itu situasi lingkungan, keadaan sosial pada zaman itu, jauh berbeda dengan kondisi kita sekarang ini. Sementara kita??? belum ada apa-apanya dibanding para sahabat nabi tersebut.
Belum cukup sampai disitu, malah dipermasalahkan lagi, "percuma saja melakukan hal-hal yang demikian, toh pahalanya juga tidak akan sampai".
" Sudahlah akhi... Kalau urusan pahala, kami tidak mau ikut campur, kami serahkan semua kepada Allah, karena urusan pahala, surga neraka, kami yakini itu mutlak hak prerogatif Allah.".
Begitulah kita sebagai umat di akhir zaman. Banyak godaan, halangan dan rintangan dalam menjalankan agama ini . Semoga kita selalu diberikan kekuatan iman dan tidak mudah goyah dalam menghadapi godaan maupun serangan-serangan dari orang-orang atau kelompok yang membawa ideologi menyimpang. Dan terus istiqomah dalam belajar/ngaji dengan guru-guru yang jelas sanad keilmuannya biar kita tidak salah arah. Serta tetap senantiasa melestatikan tradisi baik yang telah diajarkan guru-guru kita tersebut. Aamiin.
Helmy Gading
Anggota Banser Pkl. Kerinci.