Satgas Covid-19 Riau Gelar Konfrensi Pers

Senin, 31 Mei 2021

PEKANBARU, PANTAUNEWS.CO.ID - Pemerintah Provinsi Riau melalui Satuan Tugas Covid-19 Riau menggelar konferensi pers terkait perkembangan situasi Covid-19 di Riau pada Senin (31/5/2021) di posko gedung daerah Pekanbaru, Riau. 

Jubir Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yovi kepada wartawan menjelaskan," kemarin kasus kita 726 kasus baru dengan 21 orang yang mengalami kematian sehingga total pasien terkonfirmasi positif sejak awal pandemi ini sudah hampir mencapai 60 ribu kasus. kasus sembuh itu masih dikisaran 80,8 persen masih rendah karena kita maunya kasus sembuh itu diatas 90 persen. dengan angka total kematian yang sudah mencapai 1561 orang selama pandemi ini yang meninggal akibat Covid-19 sehingga persentase untuk kasus di Provinsi Riau adalah 2,62 persen angka kematian. nah ini harus diwaspadai karena tiga bulan yang lalu angka kematian kita itu masih dibawah 2 setengah persen," jelasnya melalui press conference Youtube Diskominfotik Riau.

Indra Yovi mengatakan," ada beberapa kabupaten kota yang kita lihat catatan persentase angka kematiannya tinggi yang pertama itu di Inhil. Inhil itu 4,95 persen artinya dari 100 orang yang dirawat atau 100 orang terkonfirmasi ada 5 orang yang meninggal. Kampar 4,21 kemudian Rohul 4,82 persen. tiga kabupaten ini menjadi penyumbang persentase angka kematian akibat Covid-19 di Provinsi Riau," katanya. 

"Saat ini pasien yang dirawat dari angka terakhir tadi malam 923 orang di rumah sakit. total jumlah ruang isolasi yang memenuhi syarat di Provinsi Riau kurang lebih 1.800 yang sudah terisi 923 artinya lebih dari 50 persen. ICU ventilator dan non ventilator yang tersisa di seluruh provinsi ada 70 tempat tidur. di Pekanbaru sendiri yang tersisa hanya 37 ICU. ICU yang mempunyai ventilator yang tersisa di Pekanbaru tinggal 14," ujar Yovi.

Lebih lanjut dia menjelaskan," Rohul itu jumlah angka kematiannya 4,82 persen. di catatan kami Rohul itu tidak mempunyai ruang ICU. nah ini jadi catatan buat pemerintah kabupaten Rohul untuk segera mungkin membuat ruangan ICU sehingga pasien - pasien Covid-19 yang kondisinya berat bisa tertangani dengan baik sehingga persentase kematian di Rohul itu bisa turun," jelasnya.

Ada kabupaten yang tidak mempunyai Ruang ICU

"Ada dua kabupaten yang tidak mempunyai ruang ICU dari catatan kami yaitu Rohul dan Meranti. jadi 2 kabupaten tersebut harus secepatnya menggesa supaya rumah sakit yang ada disana mempunyai ICU yang sesuai standar. dari satgas provinsi tentu akan membantu kalau memang dibutuhkan alat atau hal - hal yang perlu untuk membuat ruang ICU tersebut," sambungnya. 

Yovi juga menerangkan," Jumlah ICU yang terpakai, pelalawan hanya mempunyai 4 ruangan ICU terpakai 3. Pekanbaru 55 ICU sisa tinggal 14. Inhu 2 ICU terpakai dua - duanya, Dumai mempunyai 6 ICU 4 terpakai, Bengkalis 11 ICU 4 terpakai, Kampar punya 2 ICU tetapi tidak pernah dipakai," terangnya.

"yang di kampar itu menjadi catatan, mugkin karena jarak dekat main rujuk saja ke Pekanbaru, itu nggak bisa. masyarakat di sana harus mendapat pertolongan yang maksimal, kalau memang terjadi kondisi covid-19 yang berat. Kalau Ada ICU di sana, harus dipakai," ujarnya.

Memberikan komentar terkait SE Kota Pekanbaru 

Indra Yovi mengungkapkan," Pekanbaru didalam surat edaran dari walikota atau satgas Pekanbaru itu akan mengetatkan protokol kesehatannya termasuk pembatasan - pembatasan skala mikro yang akan dilakukan. didalam surat edaran itu tertulis sangat baik cuma tentu kami mengharapkan antara surat edaran dengan tindakan di lapangan tentu harus ada relasi yang signifikan. antara aturan dan penindakan di lapangan itu harus dilakukan dengan baik," ungkapnya. 

"termasuk juga kita harus hati - hati dan waspadai ada beberapa gerai atau titel yang akan melakukan diskon besar -besaran itu kita meminta satgas kota supaya bisa menertibkan kalau terjadi kerumunan - kerumunan orang yang mendatangi gerai tersebut jangan sampai terpapar covid gara - gara diskon," tukasnya. (Rasid) 

Penjelasan mengenai kabar hoax yang muncul di tengah - tengah publik

Jubir satgas Covid-19 Riau menjelaskan," sekarang kembali ke logika dan rasionalitas kita berpikir sebagai orang yang sehat dengan melihat kondisi ini jumlah kasus yang meninggal di seluruh Indonesia itu 50 ribu. 50 ribu itu orang (manusia) dan meninggal akibat covid memang ada penyertanya. 

Yovi menerangkan," Kalau masih ada hoax itu kembali ke pemerintah. kepolisian kan sudah ada cybernya ada kominfo disitu supaya bukan cuma menertibkan itu ada harus ada sanksi menyebarkan kebohongan akhirnya membuat orang jadi sakit atau jadi meninggal itu menurutnya nggak boleh dibiarkan," terangnya. 

"Mengenai Vaksin terutama yang masalah magnet itu sudah panjang lebar diterangkan. hal ini memang hoax. tidak ada hubungannya artinya kalau itu logam ditaruh dikulit kita kan itu nempel. jadi kita sudah ada bukti dan data dengan vaksinasi yang sudah bisa kita nilai adalah tenaga kesehatan 100 persen sudah divaksin kecuali memang yang tidak boleh divaksin yang lagi hamil belum boleh divaksin. angka kematian tenaga kesehatan sebelum vaksinasi itu tinggi sekarang jauh turun. nakes yang meninggal akibat covid tetapi sudah divaksin dua kali saat ini belum ada laporannya mungkin saya salah," tutur Yovi. 

"di Riau belum ada laporan di Indonesia saya nggak tahu. dengan dasar itu kita bisa menilai rasional berpikir artinya vaksin ini memang kita tahu orang kalau divaksin dengan sinovac itu kan efektivitasnya 67 persen artinya masih ada kemungkinan 33 persen orang yang divaksin akan kena covid ya nggak apa - apa. kita juga sudah punya data semua orang yang divaksin dua kali dan 28 hari sesusah divaksin kedua kena covid gejalanya ringan," tukasnya. (*)

Penulis: Rasid Ahmad