Gas LPG 3 Kg Mahal dan Langka, YARA Pertanyakan Kinerja Disperindag Kota Subulussalam

Ahad, 17 Oktober 2021

SUBULUSSALAM, PANTAUNEWS.CO.ID - Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Perwakilan Kota Subulussalam Edi Sahputra Bako, mempertanyakan kinerja Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kota Subulussalam.

Terkait dengan persoalan langkanya, dan tingginya harga Gas melon LPG 3 kg dengan Harga Enceran Tertinggi (HET),  yang ditetapkan Pemerintah Kota Subulussalam.

Menurut ketua YARA perwakilan kota Subulussalam, dengan hasil investigasi Tim nya di beberapa tempat daerah kecamatan Simpang Kiri. dipangkalan resmi gas LPG 3 kg tersebut sering kosong, sehingga warga harus membeli di warung eceran yang tidak resmi dan harga berkisar Rp. 30.000 sampai Rp 35.000.

"Dengan harga segitupun masyarakat sulit untuk mendapatkan LPG 3kg," kata Edi ketua Yara perwakilan subulussalam. Sabtu, (17/10/21).

Masih kata Edi. Sejauh ini kita melihat lemahnya peran Disperindagkop dan ukm kota Subulussalam dalam persoalan gas LPG 3 kg, di kota Subulussalam.

Di tambahkan Edi. Terkait ini kita menduga kuat adanya praktek nakal dibeberapa pangkalan resmi di Kota Subulussalam, dimana kita melihat pendistribusian barang terlihat lancar, dan selalu masuk dengan jumlah yang banyak dipangkalan pengecer resmi. namun barang yang masuk macam disulap hilang seketika.

"ketika warga datang membeli sering mendapati pangkalan dengan stok kosong, namun di warung eceran tidak resmi barang terlihat ada dengan harga jual diatas HET," tambah Edi.

Ketua Yara itu juga berharap Pemerintah Kota Subulussalam, melalui dinas terkait, menertibkan harga, dan kelangkaan gas lpg 3 kg, agar instansi tersebut segera memanggil agent atau pemilik pangkalan resmi yang ada di Kota Subulussalam ini.

"jika ada pihak yang bermain jangan ragu untuk ditindak, dan bila ada pangkalan yang nakal jangan segan-segan untuk disurati dan adukan ke Pertamina agr diberi sanksi tegas dan jika perlu ditutup dan dicabut izinnya," harap Edi.

"Terlebih lagi sulitnya perekonomian akibat dampak pandemi covid-19 ini, kiranya Hal ini menjadi sangat serius untuk perhatian pemko Subulussalam, mengingat persoalan ini tidak pernah tuntas dari dulu, padahal ini untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat banyak, kita berharap tidak bertambah beban masyarakat, karena mahal dan langkanya gas LPG 3 kg," jelas Edi. (Juliadi)