Ganjar Buka Suara Terkait Spekulasi Gubernur Tak Sambut Puan

Selasa, 15 Februari 2022

JAKARTA, PANTAUNEWS.CO.ID - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ternyata pernah menanggapi pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani soal kepala daerah yang enggan menyambutnya saat berkunjung. Ganjar menjawab terkait hal itu saat ditanya wartawan.

Dilansir dari detikJateng, jawaban Ganjar itu dilontarkan ketika berada di desa Wadas, Purworejo hari Minggu (13/2/2022) lalu. Dari video yang diperoleh detikJateng, dua kali pertanyaan dilontarkan saat ia berjalan menuju mobil hendak pulang.

Saat ditanya, dalam video itu, Ganjar sempat menolak spekulasi bahwa kepala daerah yang dimaksud Puan dalam pernyataannya adalah dirinya.

"Gubernur Jateng? Ngarang, nggak mungkin ah. Saya nyambut nyambut (terpotong dialog dengan warga)," kata Ganjar yang kemudian bercengkrama dengan warga, Minggu (13/4/2022).

Setelah itu ia kembali ditanya soal hal serupa dan dia menegaskan akan menyambut Puan paling depan jika ada kunjungan ke Jawa Tengah.

"Siap nanti kalau ke Jawa Tengah saya sambut. Sambut paling depan," ujarnya sambil tertawa dan masuk ke mobil.

Untuk diketahui, Puan berbicara terkait gubernur yang tak menyambut Puan dalam forum rapat koordinasi PDI Perjuangan (Rakor PDIP) di Manado, Sulawesi Utara, pada Rabu (9/2). Kala itu, Puan mengaku heran sekaligus kesal terhadap sikap gubernur semacam itu.

Dugaan kuat sosok gubernur yang disindir Puan pun datang dari Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Dia menduga sindiran tersebut ditujukan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Publik menduga-duga pernyataan Puan ditujukan ke Gubernur Jateng (Ganjar Pranowo) karena, saat peresmian pasar di Solo, Ganjar ke Jakarta bertemu Presiden rapat tentang COVID. Karena belum ada kejadian di tempat lain dimana Puan datang kepala daerahnya tak nyambut kecuali di Jateng," ujar Adi, Sabtu (12/2/2022).

Menurutnya tidak mungkin Puan menyindir gubernur lain selain Ganjar. Terlebih Ganjar dan Puan sempat terlibat sejumlah polemik beberapa kali.

"Publik yakinnya Ganjar gubernur yang dimaksud. Gubernur atau wakil gubernur lain dari PDIP tak pernah terekspos ke publik. Beda cerita dengan Ganjar, polemik internalnya berulang kali. Serba salah jadi Ganjar. Dulu rapat konsolidasi di Jateng nggak diundang. Peresmian pasar di Solo diundang mendadak dan bentrok dengan jadwal ketemu Presiden," jelasnya.

Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menganggap gubernur yang dimaksud tak sambut Puan bukanlah Ganjar. Dia juga beralasan, ketika pimpinan legislatif hadir, pejabat eksekutif tidak perlu terlibat.

"Kalau bicara protokoler, sambut-menyambut itu ada protokolernya. Jadi kalau Ketua DPR RI kunker, pejabat eksekutif tidak terlibat di situ," kata Rudy saat dihubungi detikJateng, Kamis (10/2/2022).

"Karena kan eksekutif dan legislatif itu sendiri-sendiri. Jadi tidak mengarah ke Pak Ganjar. Kalau Pak Ganjar suruh menjemput, ya menjemput," imbuhnya.

Dia mengaku tidak pernah menjemput Ketua DPR RI saat dia masih menjabat Wali Kota Solo. Kecuali jika kehadiran Ketua DPR berkaitan dengan kegiatan kepala daerah.

"Saya pun tidak pernah menjemput (Ketua DPR), karena tidak dihubungi. Beda dengan Presiden. Eksekutif ya eksekutif yang menjemput," ungkap dia.

Sementara itu kader senior PDIP Hendrawan Supratikno menyebut pernyataan Puan soal gubernur tidak menyambut itu bersifat umum.

"Tujuannya agar terbangun sinergisitas dalam pelaksanaan program-program untuk menyejahterakan rakyat. Karena ada dalam forum koordinasi tersebut, pernyataan Bu PM pertama-tama dimaksudkan untuk kepentingan internal. Jadi penafsiran terhadap pernyataan tersebut tak terlepas dari posisi Bu PM, selain sebagai Ketua DPR, juga Ketua DPP Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga," tuturnya.

"Jadi sifatnya umum, untuk kepentingan partai yang lebih besar, partai yang mendapat mandat sebagai pemenang pemilu. Bila disebut 'ada gubernur yang... dan seterusnya', pasti ada gabungan referensi empiris dan nada canda di dalamnya," lanjut dia. (*)