Keberangkatan Rahwandi Yatim Ke Banda Aceh Diiringi Tangis Haru Tetangganya

Senin, 16 Mei 2022

SUBULUSSALAM, PANTAUNEWS.CO.ID - Suasana haru, tangisan keluarga, kerabat dan Tetangganya mengiringi keberangkatan Rahwandi Yatim ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

Diketahui Rahwandi Yatim, penderita Tumor Ganas, yang berkediaman di Kampong Binanga, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, langsung dijemput Ketua KNPI, beserta jajaran DPD Kota Subulussalan.

"Kita langsung menjemput Rahwandi kerumahnya di Kampong Binanga untuk berangkat berobat ke RSUZA Banda Aceh," Sampai ogek Edi, ketua KNPI DPD Kota Subulussalam, Minggu, (15/05/22)

Suasana tangis haru dari keluarganya, Lanjut Ogek Edi. Bahkan kerabatnya memeluk Rahwandi, disampaikannya Doa ibunya juga turut menyertai keberangkatan, untuk kesembuhannya.

"Semoga anakku diberikan kesembuhan," ujar ogek Edi, dengan nada sendu, minirukan suara Ibunda Yatim, Juminah.

Rahwandi berangkat ke Banda Aceh bersama Abang Kandungnya, Paula sesampainya di Banda Aceh langsung ke Rumah singgah C-Four, dan meananti dalam proses perobatan didampingi oleh Tim C-Four Banda Aceh dan Tim Haji Uma.

"Adinda Rahwandi di diagnosa Tumor Ganas Metastase dileher sebelah kiri, sehingga disarankan rujuk berobat kerumah sakit luar daerah, untuk itu kita langsung mengurus surat rujukan berobat ke RSUZA Banda Aceh, dan hari ini Rahwandi kita berangkatkan ke RSUZA Banda Aceh," cetus Ogek Edi.

Ketua KNPI DPD Kota Subulussalam itu juga mengatakan, Gerakan kepedulian ini terlaksana atas bantuan semua pihak yang bermurah hati berdonasi membantu dalam misi kemanusiaan tersebut.

"Kami berharap terus dan selalu memberikan sentuhan kepedulian dari Kaum Beak ku Khatana, (Saudaraku semuanya)," katanya.

Dikesempatan itu, Edi juga menyampaikan. Tepatnya pada hari minggu 17 April 2022 pihaknya bersilaturahmi dan berkunjung kerumah Rahwandi umur 12 Tahun, Anak Yatim penderita penyakit Tumor warga Kampong Binanga Kecamatan Rundeng.

Rahwandi sudah sakit selama 6 bulan, dia pun berhenti sekolah akibat sakit yang dideritanya, upaya berobat sudah dilakukan semampunya, namun akibat ketidak mampuan biaya maka Rahwandi hanya bisa terbaring dirumah menahan sakit tanpa berobat medis.

Dengan nada yang sedih Juminah berharap anaknya bisa berobat dan sembuh dari sakitnya, kasihan dia setiap malam merintih sakit, sehingga saya beli obat yang harga dua puluh ribuan ditoko obat dengan demikian nyeri sakitnya sedikit reda tutur Juminah.

Atas dasar itu KNPI Kota Subulussalam dengan semangat gotong royong bergerak menghimpun donasi untuk berupaya membantu biaya pendampingan berobat Rahwandi. (Juliadi)