Terkait Kartu Kuning Dari Mahasiswa, Edi: Peringatan Serius Untuk Walikota Subulussalam

Senin, 22 Agustus 2022

SUBULUSSALAM, PANTAUNEWS.CO.ID - Baru-baru ini Kegiatan Mahasiswa Sada Kata Fair menjadi konsolidasi akbar dari beberapa organisasi Mahasiswa Kota Subulussalam yang ada di Tanah Air Indonesia.

Disinyalir berjalannya kegiatan Mahasiswa Sadakata Fair itu berjalan dengan khidmat. Diikuti dengan sejumlah paguyuban mahasiswa setanah Air.

Adapun paguyuban mahasiswa yang bergabung di Mahasiswa Sadakata Fair Subulussalam, itu. Himappkos-SU, Himssaka - Langsa, Himapakosaka - Lhoksumawe, Himmasalam - Bireun, HPP - Shaf Banda Aceh, Himasub - Aceh Barat, KBMS - Yogya, BEM STIT Hafas, IKM-Akbid.

Uniknya Mahasiswa Sadakata Fair memberikan kado special berupa Kartu Kuning kepada walikota Subulussalam, di berikan pada malam puncak Sadakata Fair, berketepatan di Kampus STIT Hafas Kota Subulussalam, pada, Sabtu malam, (20/08/22), waktu setempat.

Namun, pemberian hadiah Kartu Kuning kepada Walikota Subulussalam itu mendapat tanggapan dari Ketua KNPI Kota Subulussalam Edi Sahputra Bako, menilai Kartu Kuning yang diberikan Mahasiswa itu suatu peringatan serius untuk Walikota Subulussalam.

"Pemberian Kartu Kuning untuk Walikota Subulussalam merupakan peringatan serius dari kalangan Mahasiswa, mereka sebagai Pemuda regenerasi penerus Negeri ini tentunya terus membangun peran kontrol sosialnya untuk mengawal kebijakan pemerintah kota Subulussalam," Sampai Edi, Senin, (22/08/22).

Menurut Edi, kartu kuning untuk orang nomor satu di negeri Sada kata itu, dua nya mengira hal yang tepat sekali, mengingat banyak nya persoalan yang mendera di daerah kota Subulussalam.

Ditambahkan, Edi. Mereka memberikan alasan yang logis atas pemberian kartu kuning tersebut, ini persoalan dunia pendidikan seperti meminta pengoperasian Bus sekolah, meminta mengalokasikan beasiswa Yatim, dan fakir miskin tingkat sekolah menengah kebawah, meminta pembentukan plasma perusahaan yang ada di Subulussalam.

"Kalau saya berfikir layaknya diberi kartu merah harusnya, bukan kartu Kuning," Cetus Edi.

Edi, juga menjelaskan alasanya karena kondisi daerah ini cukup kritis karena persoalan Defisit keuangan daerah yang terus membengkak, penggunaan pinjaman dana pen masih banyak yang belum tepat sasaran untuk betul-betul membangkitkan perekonomian masyarakat, ditambah lagi adanya kegiatan aneh yang menciderai nilai syariat Islam di Aceh, yaitu perlombaan Domino yang diselenggarakan di Pendopo Walikota Subulussalam. 

"Mengenai perlombaan Domino, kita ketahui Ketua MPU Kota Subulussalam sudah meminta untuk diberhentikan kegiatan tersebut," jelas Edi. (Juliadi)