IWD 2023 Angkat Tema Perempuan dan Politik

Rabu, 08 Maret 2023

PEKANBARU, PANTAUNEWS.CO.ID - Setiap tanggal 8 Maret, perempuan di seluruh dunia merayakannya International Women’s Day (IWD). Perayaan IWD merupakan sebuah gerakan politik perempuan untuk merayakan kemajuan yang dicapai perempuan, sekaligus menyampaikan aspirasi kepada para pihak, khususnya pemerintah maupun para penguasa.  

Pada IWD 2023,  Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW), Forum Belajar Capacity Building (FBCB) didukung Konsorsium PERMAMPU serta jaringan aktivis perempuan di Riau merayakannya bersama secara hybrid dengan jaringan di 8 propinsi di Sumatera, seperti Lampung, Sumsel, Bengkulu, Jambi, Sumbar, Riau, Sumut dan Aceh. Temanya adalah "Membangun Dukungan Politik Perempuan Dalam Pemilu 2024 untuk Peningkatan Jumlah dan Kualitas Perempuan di Legislatif".

"Sebanyak 45 Calon Legislatif (Caleg) perempuan di Riau akan maju pada Pemilu 2024 mendatang. Dibutuhkan perempuan potensial yang memiliki perspektif gender dan paham permasalahan perempuan di Riau. Bagaimana upaya kita untuk mendorong Caleg Perempuan tersebut?" tanya Herlia Santi, fasilitator pada diskusi sesi awal di Gedung Wanita Pekanbaru, Rabu (8/3/2023).

Berbagai tanggapan muncul dari peserta yang berasal dari berbagai lembaga di Riau.

"Kita perlu mengajak mereka berdialog dan berdiskusi dalam berbagai kesempatan mengenai isu-isu perempuan. Dengan demikian, mereka akan memiliki pemahaman dan perspektif sehingga bisa menyuarakan kepentingan perempuan di parlemen," kata Utami dari AJI Pekanbaru.

"Banyak politisi perempuan yang kurang dikenal publik secara luas. Untuk itu, melakukan dialog menjadi sarana agar mereka bisa dikenal dan memahami persoalan perempuan di masyarakat," tambahnya.

Risni yang seorang ibu rumah tangga berharap agar para caleg membuat berbagai program untuk membangun perempuan di wilayahnya.
Sebagaimana harapan ibu-ibu pada umumnya, para caleg juga memperhatikan permasalahan kesehatan dan pendidikan putra-putri mereka.
"Kita menuntut mereka agar mendukung hak-hak perempuan. bagaimana perempuan yang di kelas menengah bawah dapat dengan mudah menembus akses kesehatan. Mereka butuh kita," kata Ririn, utusan PKBI Riau.

"Calon legislatif perempuan yang mendukung perempuan itulah yang akan kita didorong tentunya," lanjutnya. 

Herlia Santi juga mempertanyakan, faktor apa yang menyebabkan kemenangan perempuan tertunda? Dari berbagai tanggapan, ia menyimpulkan, bahwa masih belum setaranya pandangan masyarakat.

Masyarakat masih banyak beranggapan bahwa pemimpin adalah laki-laki. Parpol banyak yang menempatkan caleg perempuan hanya sebagai syarat pemenuhan kuota.

"Money politic juga mennjadi penghambat kemenangan perempuan dalam Pemilu," lanjut Herlia.

Usai diskusi secara hybrid, kegiatan dilanjutkan dengan dialog publik dengan narasumber Anggota Komisi V DPRD Provinsi Riau, Ade Hartati. 
Ade mengatakan, keberadaan perempuan di Parpol itu karena dua hal. Pertama, lahir sendiri dan ada kesadaran untuk mengabdi. Kedua, direkontruksi karena dihadirkan oleh sumber daya seperti keluarga. 

"Ini peran dari penyelenggara Pemilu. KPU harus melakukan verifikasi 30 persen agar tidak hanya KTP perempuan namun harus melihat secara langsung," ungkapnya.

"Perempuan yang sudah hadir di politik, harus diperkuat dan didukung. Harus lihat bibit, bebet, dan bobot. Karena saya melihat bagaimana permainan politik," kata politisi PAN ini.

Menurutnya, perempuan harus melahirkan perempuan di ranah legislatif, kadis, camat, lurah, dan lainnya. Meski begitu, ia lebih pilih sistem tertutup daripada sistem terbuka. Dengan catatan ada aturan dari PKU.

Hadir dalam dialog tersebut, Caleg 2019 untuk Kota Pekanbaru, Yulia yang belum berhasil duduk sebagai anggota legislatif. Ia kini menjadi Ketua RW dan Penggerak Karang Taruna di Rumbai.

"Saya sempat dipinang 6 Parpol untuk Pemilu 2024. Namun tak ingin maju karena ingin mendukung salah satu perempuan dari Rumbai Barat yang punya potensi di legislatif. Saya telah berkomitmen untuk tidak maju namun menjadi tim suksesnya. Agar sama-sama memperjuangkan hak dan aspirasi perempuan," jelas Yulia.

Acara yang dihadiri sekitar 50 orang peserta tersebut, dibuka oleh Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Riau, Jenri Salmon Ginting. Berlangsung dari pagi hingga sore hari, peringatan IWD 2023 ini juga dihadiri sejumlah pelajar tingkat SMA. Lembaga yang juga terlibat dalam agenda ini antara lain LBH Pekanbaru, Yayasan Hutan Riau, PKBI, AJI Pekanbaru, FKPMR, YTNTN, FAMM Indonesia dan KASAI. (stone/rilis)