Walikota Subulussalam Pesta Pakai Adat Singkil, Mukim Kombih: Cintailah Adat dan Budaya Kita

Selasa, 30 Mei 2023

SUBULUSSALAM, PANTAUNEWS.CO.ID - Walikota Subulussalam H Affan Alfian Bintang SE, akan melaksanakan Pesta Khitanan putranya, tentunya dengan memakai adat Singkil, di Kemukiman Kombih di sebut adat Raja. Mukim Kombih mengajak masyarakat setempat untuk lebih lagi mencintai adat dan budaya daerah.

Adat Raja, di Kemukiman Kombih itu jarang sekali di temukan, biasanya orang-orang setempat menyebutnya dengan pesta yang sangat meriah sekali, orang yang sangat mampu di bidang materi, jika berpesta khitanan atau pernikahan memakai adat Raja.

Aturan di Kemukiman Kombih, jika ada masyarakat yang ingin melaksanakan pesta dengan memakai adat Raja, harus terlebih dahulu memberitahukan kepada Kepala Mukim, jika hanya menggelar Pesta biasa saja bisa langsung ke Kepala Kampong setempat.

Disamping itu, menanggapi kabar Walikota Subulussalam akan melaksanakan pesta dengan memakai adat Raja di Kemukiman Kombih. Kepala Mukim Kombih, H Anwar Dedeh Bancin, mengapresiasi langkah walikota tersebut yang cinta terhadap adat setempat.

"Siapa pun yang berpesta di Kemukiman Kombih ini, harus mengikuti adat yang telah ada dari turun menurun," ujar, H Anwar Dedeh Bancin, selaku Kepala Mukim di Kemukiman Kombih, Selasa, (30/05/23).

Terlebih lagi, Walikota Subulussalam itu berasal dari suku Pak-Pak dari daerah Dairi. "Karena kecintaannya terhadap adat dan budaya kita, kita mengapresiasi langkah walikota Subulussalam," katanya.

Dia pun menjelaskan. Dulunya, jika masyarakat berpesta memakai adat Kombih, harus memotong | (Satu) Ekor Kerbau. Karena saat ini kerbau sangat sulit ditemukan bisa di gantikan dengan Lembu.

Tapi, lanjutnya, jika Masyarakat menggelar pesta tidak memakai adat Raja, hanya sekedar menggantung (menampang), atau memasang Tabir dan Langit-langit, tidak perlu memotong Kerbau, bisa diganti dengan Kambing saja.

"Masyarakat yang berpesta tidak melaksanakan adat tersebut, tentu boleh melakukan Pesta dengan sekedarnya saja, tidak perlu bermewah-mewahan, karena adat ini juga sebagai bukti penghargaan kepada Mukim juga," sampainya.

Terlepas dari itu, Mukim Kombih ini juga menyampaikan makan dari warna kain pembalut tiang, yang kerap sekali dijumpai di tempat pesta. Kelima kain yang terpasang dengan aneka macam warna tersebut mempunyai makna tersendirinya.

Warna Kuning dinamakan tempat Raja (Kepala Mukim), Putih untuk Ulama (Pengurus jamaah Kampong), Merah Panglima (Sekdes atau Ketua BPG), Hitam Penerima Tamu (Paranormal), Hijau Tokoh Masyarakat yang di hargai di daerah setempat. (Juliadi)