PGEO Anak perusahaan Pertamina, Salah Satu Pilihan Investasi Bagi Investor

Kamis, 26 Oktober 2023

PANTAUNEWS.CO.ID, JAKARTA - Sejak awal melantai di bursa hingga saat ini PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah berhasil mengalami kenaikan dengan persentase melewati 50% dan memperoleh dana IPO sebesar Rp9.05 T. Anak perusahaan Pertamina ini merupakan perusahaan pengelola panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp54.23 T.
PGEO mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1 penugasan dengan total kapasitas terpasang sebesar 1877 MW. Dengan isu lingkungan saat ini, PGEO merupakan salah satu pilihan investasi bagi investor pasar modal Indonesia karena memiliki banyak proyek energi terbarukan yang sedang dijalankan. Ditambah dengan kehadiran bursa karbon yang akan berdampak positif bagi perseroan. 

Bagaimana Kinerja PGEO? 

Adapun dari sisi kinerja, sepanjang semester I 2023 PGEO mencatatkan laba bersih sebesar USD 92.7 juta, naik sebesar 30.1% dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar USD 71,3 juta. Laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan sepanjang paruh pertama 2023 ini yang mengalami kenaikan sebesar 11.94% menjadi USD 206.73 juta. 

Data di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan PGEO terus mengalami pertumbuhan dan progres yang meningkat dari 2022. Kinerja positif tersebut diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan berbagai proyek dan sentimen yang memengaruhi perseroan, salah satunya kehadiran bursa karbon di Indonesia. 

Dikutip dari CNBC Indonesia, Direktur Keuangan PGEO Nelwi Aldriansyah memberikan hitung-hitungan kasar untuk salah satu area panas bumi di Kamojang. Dengan asumsi pajak karbon yang diusulkan Rp30 per kg. Jika berhasil mendapatkan sertifikasi karbon dan laku di pasar karbon, maka diprediksi potensi pendapatan PGEO dari kredit karbon bisa mencapai sekitar Rp36,6 miliar. 

Prospek Proyek PGEO di Masa Depan 

Adapun dari segi prospek di masa mendatang, Indonesia merupakan pasar tenaga listrik terbesar di Asia Tenggara dan permintaan akan listrik diperkirakan akan terus bertumbuh dengan besarnya populasi, pertumbuhan ekonomi dan konsumsi listrik yang meningkat. 

Berdasarkan data yang diperoleh dari Wood Mackenzie, kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia diperkirakan akan tumbuh dari sekitar 2.8 GW di 2022 menjadi sekitar 6.2 GW di 2030, dengan CAGR sekitar 10.4%, dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata global pada CAGR sekitar 3.9% dalam periode yang sama. 

Diprediksi pada 2030, Indonesia akan memiliki kapasitas panas bumi terbesar di dunia dengan menyumbang sebesar 28% dari proyeksi kapasitas panas bumi bersih secara global. Pertumbuhan ini didukung oleh potensi sumber daya panas bumi Indonesia yang signifikan, pertumbuhan permintaan pasar yang pesat serta dukungan kebijakan sebagai bagian utama dari roadmap pemerintah untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. 

Selain itu, pemerintah meningkatkan target porsi energi baru dan terbarukan (EBT) nasional menjadi 34% pada 2030, dari sebelumnya hanya 23.4%. Energi terbarukan juga akan menjadi faktor utama bagi Indonesia untuk mewujudkan komitmen net zero emission pada 2060. 

Begitulah profil, kinerja, dan prospek saham PGEO yang saat ini ramai diperbincangkan. Jika kamu tertarik membeli saham PGEO, terlebih dahulu lakukan analisis secara fundamental dan teknikal.