Gerakan Literasi Sekolah
Oleh: Wira Silvianti, S.Pd.I
Guru Matematika SMPN 31 Solok Selatan
Untuk meningkatkan minat dan baca warga Indonesia, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sesuai dengan permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti.
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan membaca kepada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus merangsang imajinasi. Pelaksanaan GLS masih memiliki berbagai hambatan. Pertama, jumlah buku yang tersesia masih sangat terbatas dan tidak variatif. Keterbatasan ini bisa menjadi faktor penghambat siswa untuk mau membaca buku karena buku yang tersesia tidak sesuai dengan minatnya. Kedua, kurangnya minat siswa untuk membaca karena kegiatan membaca tidak menjadi kebiasaan sejak kecil yang ditumbuhkan oleh orang tua di rumah.
Secara umum istilah literasi berarti kemampuan individu mengolah dan memahami informasi saat membaca atau menulis. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) lebih dari sekedar membaca dan menulis namun mencakup keterampilan berfikir sesuai dengan tahapan dan komponen literasi. Dalam buku panduan GLS di sekolah Dasar (Kemendikbud, 2016) disebutkan bahwa GLS mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum GLS adalah menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam GLS agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selanjutnya, secara khusus, tujuan GLS adalah (1) Menumbuhkembangkan budaya literasi sekolah, (2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat, (3)Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, dan (4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Pelaksanaan GLS memiliki tiga tahapan yaitu, tahapan pembiasaan, tahapan pengembangan, dan tahap pembelajaran. Tahap pembiasaan bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca. Selanjutnya, tahap pengembangan, kegiatan literasi pada tahap pengembangan ini bertujuan untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan kegiatan membaca, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca peserta didik. Pada tahap ketiga, yaitu tahap pembelajaran, tujuan tahap ini adalah untukmempertahankan minat siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kecakapan literasi siswa melalui buku-buku pengayaan dan buku teks pelajaran.
Kegiatan GLS ini dilakukan selam 15 menit pertama sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan ini diisi dengan kegiatan membaca. Pada buku panduan GLS di SD disarankan agar guru menerapkan berbagai jenis kegiatan membaca diantara lain membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca terpandu, membaca bersama, dan membaca mandiri.
Kegiatan Literasi itu sendiri terdiri dari beberapa jenis. Dalam tulisan ini literasi dasar yang diacu adalah konsep literasi dasar yang digunakan oleh Kemdikbud dalam gerakan literasi nasional (gln.kemdikbud.go.id). Ada enam jenis literasi yaitu; literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan kewargaan.
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk mengambil keputusan.
Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan (a) pemahaman tentang konsep dan risiko, (b) keterampilan, dan (c) motivasi dan pemahaman agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat. (SF)
Berita Lainnya
Lantik DPW dan DPD PAN se-Riau, Zulhas Minta Pengurus Fokus Bantu Rakyat
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar, Mimpi Sang Visioner Nan Agamis
Perubahan Organisasi dan Efektifitas Organisasi
Opini: Proses Hukum Wako Dumai, 'Satire' di Penghujung Tahun Politik
11 Calon TKI Ilegal Diamankan Koramil 01/Dumai Dan BP2MI
Umat Akhir Zaman
Dukungan Sanksi Pemecatan Sari Antoni Semakin 'Mengganas', Thabrani Al-Indragiri: Pak Syamsuar, Anda Itu Ketua Golkar Riau
Saan Mustopa: Penetapan Jadwal Pemilu 2024 Berpotensi Molor
Setelah Diperiksa KPK, Jonli: Saya Tau Persis, Pak Suparman Niatnya Baik
Muara Polemik PPDB Online Dikembalikan Kepada Pihak Sekolah
Harga BBM Meningkat Berdampak Terhadap APBN dan Mendorong Terjadinya Inflasi
SARJANA || TUGAS AKHIR